Kami dan Cinta yang mempersatukan

Mulai dari mana ya?
sudah lama ngga ingat kapan bertemu, dalam riuhnya kesibukan kita
dalam keasikannya bersukacita...kebahagian menyeruak banyak di muka
kamu"si abah" yang aku suka dengar suaranya, seperti denger suara eyang saya dahulu ketika sering marah dan nasehatin cucu-cucunya berkali kali ...
kamu "si wanita penuh perjuangan" yang struggle banget dengan kehidupan dan ku pikir hidupmu lebih canggih dinamis daripada kami yang terjebak dengan rutinitas ktr-rumah dan anak-anak...
kamu "si wanita pembangkang" yang tomboy banget tapi hatinya selembut kapas...dan aku kagum dengan semua yang terjadi dengan kita...perjalanan ini semoga terus sampai surga Nya...
aku berharap kalian baik-baik, sehat selalu dan kita bisa saling support seperti akhir akhir ini, jangan ada benci dusta dan hasud ya diantara kita...
jujur aja karena kejadian 4 november 2016 ini jadi sering nangis, bahkan rutinitas shalat juga jadi sesuatu yang luarbiasa buatku...semua begitu melow...
begitu juga pertemuan kami di rumahku minggu lalu dengan wanita pejuang dan wanita pembangkang ini, aku untuk pertama kalinya merasa bahwa aku ngga sendiri dan aku punya kalian...

si abah, meski aku gak ketemu lagi, kami intens berkabar via "apa kabar" dan sejak dia tiba tiba telp ketika di ngawi, sejak itu aku selalu khawatir, bahkan melebihi ke khawatiran aku pada suamiku...
mungkin karena kalau ada sesuatu aku suka minta pendapatnya, denger suaranya aja sudah adem banget apalagi ide ide cemerlangnya buat problem solving...worth it lah...
malam ini kamu berkabar lagi via "apa kabar" dan tetiba ngetik bahasa planet isinya :
seperti mengayuh sepeda di medium 90 lalu
menemukan gadis kecil yang begitu menarik untuk pertama kalinya
setiap jejak langkah terasa ringan
....
disebelahku ada sepasang sejoli, begini kisahnya:
 kata pria ini kepada kekasihnya  "nanti di alam sana , semua pertanyaan terdiri dari satu saja, kecuali tentang harta"agak menarik ini, cewenya menyimak, antusias, gembira juga.
"kalau kaki?" kata si cewe bertanya, manja.
"akan ditanya kemana saja melangkah" cewenya makin sumringah. dah kaya lagu.
"kalau tangan?" 
"akan ditanya digunakan untuk apa aja" cewenya kian merona
"kalau mata?"
"kalau mata?" katanya manja, tangannya mulai menjamah
"akan ditanya buat melihat apa saja"
"kalau harta?"
"khusus harta, dua pertanyaannya, didapat dari mana , digunakan untuk apa" si cewe mengangguk pelan, semacam terkesima
perempuan yang terkesima mudah dicium, keningnya.
keretanya sudah datang. cewenya pamit sambil cium tangan "kamu hati hati ya" 
pacaran itu menyenangkan
jadi, kapan kita pacaran (lagi)?
....
....
itu aku tulis tadi pagi di sebuah bangku kosong di stasiun gambir
disaat kehilangan harapan semacam ini aku berkhayal
berkhayal masa kecil yang rasanya ringan
menyesali diri sendiri yang sering salah ambil keputusan
menyesali diri yang acapkali abai nasehat orangtua
aku ada dipersimpangan kiri jalan
sendiri di tengah keramaian
berteriak keras...namun tak ada yg mendengarku
semakin ku berteriak semakin tiada orang menolehku
suaraku parau...sampai menghilang
lambat laun aku terduduk
sambil menangis di persimpangan kiri jalan
aku gundah...aku dendam...aku marah
10 menit berlalu aku sudah ikhlas..aku menerima saja apa yang menjadi ketetapannya untukku
ingin kubasahi sajadah dalam tangis di malam sunyi
tapi tidak pernah berhasil
tau kenapa?
karena masih ada kesombongan dalam hati
aku tak tahu cara mengusirnya
aku ingin merdeka...dari rasa sombong
menertawakan diri sendiri yang hina membawa kotoran kemana-mana
menertawakan diri sendiri yang hina karena berasal dari setetes peju...
ampuni aku ya Allah
aku ingin mengabdi..mengabdi hanya padamu
di sisa usia yang kian lemah...menghadapi kedigdayaan kapitalisme dansa dansi
aku muak...aku tahu semuanya hanya fatamorgana
tapi tekanan...tekanan menekan dadaku
dadaku menjadi sempit
aaahh...bintang tertawa melihat aku mijit tuts kibor di hp ini
dia gila ..dia gila
begitu bintang-bintang menertawaiku
biar saja...aku gila, tapi aku tidak bodoh!
sampe sini aku sudah senang...dadaku mengembang lagi
dada yang penuh harapan menatap esok pagi

dan dia masih berkabar via "apa kabar" ini dengan cerita ngaler ngidul, sekarang sudah pukul 11 malam dan besok aku kerja, tapi yah aku masih jawab saja sambil nulis disini...
semoga kamu baik-baik saja dan masih bisa riuh dengan kesibukan yang menyebabkan muka menjadi ingin tersenyum terus...bukan hanya sekedar bercita cita poligami dengan janda kaya raya...entah aku mau ngaminin doamu yang satu ini...



Komentar