Fenomena rumah tangga saya

Menurut Ibu Elly Risman, manusia jaman sekarang itu menjalani hidup setelah menikah ada yang cenderung cinderella complex dan peterpan sindrom...
nah cinderella complex sendiri ini yaitu sindrom yang dialami seorang anak perempuan di mana ia memiliki ketakutan tersembunyi untuk menjadi dewasa, Hal ini disebabkan karena anak terbiasa hidup enak, selalu dilindungi, dimanjakan oleh ayahnya sehingga ia memimpikan untuk mendapatkan suami yang seperti ayahnya.  Selain itu, anak yang tumbuh dengan cinderella complex punya keinginan untuk selalu diselamatkan, dilndungi, dan disayang. Seakan-akan ada ‘pangeran’ yang akan meminang dan menjadi pasangannya.
peter pan syndrome ini adalah orang dewasa yang secara psikologis, sosial dan seksual tidak menunjukan kematangan, ada beberapa ciri-ciri peter pan syndrome, yaitu:
  • Pemarah (mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi)
  • Tidak bisa menerima kritikan
  • Mudah sakit hati
  • Cinta diri sendiri secara berlebihan (narsistik)
  • Senang memenipulasi
  • Punya keyakinan yang melampui hukum-hukum atau norma norma yang ada di masyarakat
  • Menolak berhubungan dengan lawan jenis
  • Sulit untuk berkomitmen
  • Tidak ingin menjadi dewasa dan tumbuh mandiri
Hal-hal di atas yang saya sendiri juga mengalaminya, saya yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, bapak saya sangat menyayangi saya, dan itu dirasakan betul oleh saudara-saudara saya yang lain (adi-adik saya laki laki semua).
Sementara suami juga anak pertama dari tiga bersaudara yang semuanya laki laki, dan mereka dididik oleh seorang ayah yang saya "kira" kurang keluar perasaaannya dan juga seorang ibu yang bekerja di pasar.
saya yang mengidap cinderella complex ini rasanya baru tersadar dengan keadaan ketika terbentur dengan keadaan "pasrah" tapi slogan "awet rajet" yang orang sunda punya ini bagi saya ada alasannya.
hari itu beberapa bulan kemarin saya tersadar ketika AD (adversity quotion : kemampuan manusia untuk tabah dalam menerima dan menyelesaikan masalah) menemui hasilnya, dikarenakan :
- berdoa yang tak putus kepada Allah bahwa saya dalam jalan yang benar, kalaupun suami saya tidak benar saya hanya berharap saya dijalan yg benar sehingga dapat mengajarkan keturunan kami jalan yang benar dengan cara yang benar dan tabah.
- dukungan keluarga yang luar biasa besar, bapak saya yang tidak kenal lelah(karena suami saya diluar kota jadi saya mengandalkan bapak saya untuk mengatasi urusan rumah tangga yang tdk bisa di lakukan oleh saya sbg perempuan), ibu saya yang luar biasa dalam hal memberi contoh (dia adalah panutan kami semua), juga adik-adik saya yang ngga pernah luput memperhatikan kakaknya (i do care to both of you).
-juga dukungan semua teman-teman baik yang ngga kenal lelah saling mensupport, saling menguatkan juga saling menghibur. ( semoga Allah menyayangi kalian)

sebelom mengetahui perkara AD ini, yang saya tau bahwa semua ujian pasti ada selesainya, dan saya tunggu selama belasan tahun ternyata tidak kunjung selesai, lalu saya membaca artikel bu elly risman ini lalu saya tersadar ternyata yang selama ini saya lakukan sdh benar, selama saya dan suami tidak melakukan hal yg melanggar hukum dan agama maka kami masih dalam hal wajar, dan hal ini yang menyebabkan saya bisa tabah...
kenapa wajar? karena saya dan suami di didik di lingkungan yang berbeda dan harapan kami juga berbeda tentang pernikahan ...kalian bisa bayangkan kalo kami ngga seperti pasangan lain yang selalu berbagi pikiran dan berbagi harapan bersama, kami tidak begitu...
karena saya dan suami juga sama sama manusia yang ngga terlalu bagus untuk berkomunikasi, kalau saya pribadi sih hanya pada dia, karena dia memang orang yang pas buat mendengar saja, jadi pembicaraan dgn dia selalu satu arah dan ngga pernah ada timbal balik atau feedback yg antusias, selalu datar, lagi lagi saya sih akhirnya biasa saja....dengan dia yang begitu...
karena saya sadar bahwa sandal kalau kemana mana satu arah satu tujan bersama2 ngga akan maju, yah ...kami ini ibarat sandal yang satu maju yg satu di belakang tertinggal, kadang yg di belakang tiba tiba di depan maju lalu yg tadinya di depan jadi di belakang, jadi kadang ngga pernah bertemu kecuali kami lelah untuk terus maju, lalu kami bertemu di pemberhentian untuk meninjau sejauh mana kita telah bergerak dan menghasilkan sesuatu...ya ini lah kami, ngga pernah bersama seperti yang lain, tapi kami yakin pasti kami bisa bersama menuju akhir kehidupan dengan sukses...

doakan kami berjalan move forward....semoga kalian juga begitu karena perjalanan kami baru 15 tahun belum sampe pernikahan emas...
ambil-lah hikmah positif dari kejadian buruk, Allah akan bersama kalian selama kalian berdoa...


Komentar